Ketahanan Pangan Kabupaten Malang Soft Launching 9 Aplikasi
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, Jawa Timur, meluncurkan sembilan aplikasi teknologi informasi guna mendukung ketahanan pangan, Kamis (22/8/2019). Sebanyak delapan aplikasi ditujukan bagi internal dinas dan satu aplikasi lainnya untuk masyarakat.
Sembilan aplikasi yang diluncurkan adalah Sistem Informasi Ketersediaan Pangan (Sikap), Sistem Informasi Data Spasial Lahan Pertanian (Si Dastan), Sistem Informasi Brigade Perlindungan Tanaman (Si Brilian), dan Sistem Pendataan Harga dan Pasokan Pangan (Sinta Harapan), dan Sistem Informasi Mata Rantai Elemen Pangan (Si Mata Elang).
Selain itu, Sistem Lumbung Pangan Masyarakat (Si Lumpangmas), Sistem Informasi Manajemen Teknologi Aman Pangan (Si Mantap), Sistem Informasi Catatan Kegiatan Pegawai (Si Cakep), dan Sistem Informasi Makanan yang Nyaman untuk Sehat (Si Maknyus). Si Maknyus adalah aplikasi yang diperuntukkan bagi masyarakat.
Soft launching pemanfaatan teknologi informasi ini dilakukan bersamaan dengan lomba cipta menu dan pameran produk makanan olahan pangan di halaman kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang.
Salah satu angggota KWT sedang mendemokan Aplikasi Si Maknyus Pada acara Soft Launching Kamis (22/8/2019).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang Nasri Abdul Wahid mengatakan, ada sejumlah manfaat dari aplikasi ini, baik untuk pengambil kebijakan maupun publik. Selama ini, pemakaian sistem manual menghadapi kendala, terutama soal kecepatan. Aplikasi ini juga dinilai lebih lengkap dibandingkan aplikasi serupa yang dibuat oleh swasta.
“Bagi kami, aplikasi ini mendukung basis data dan kajian kami soal pangan. Nantinya, kami akan bisa merespons lebih cepat jika ada kejadian terkait kondisi pangan. Sedangkan untuk publik yang menggunakan aplikasi ini, mereka bisa mendapatkan informasi tentang komposisi pangan yang sehat,” ujarnya.
Nasri mencontohkan, ada ibu hamil di Kecamatan Pagelaran yang mengakses Si Maknyus. Dalam testimoninya, ibu tersebut merasa terpandu dalam memenuhi tujuh bahan pangan yang mengandung gizi bagi janin di kandungannya. “Jadi, ada edukasi bagi masyarakat bagaimana memenuhi pangan yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan,” katanya.
Sedangkan delapan aplikasi lain memudahkan pemerintah daerah dalam memantau ketersediaan pangan. Si Dastan, misalnya, bisa mengetahui luasan tanam dan kebutuhan pupuk lebih detail karena disertai peta. Sinta Harapan membantu Dinas Ketahanan Pangan dalam memantau fluktuasi stok harga dan ketersediaan barang. Begitu pula Si Mata Elang, bisa digunakan untuk mengkoordinasikan proses penggilingan padi di tempat-tempat penggilingan.
Diakui Nasri, yang membuat kesembilan aplikasi tersebut, ada beberapa aplikasi yang masih akan dikembangkan pada 2020. Salah satunya Si Maknyus, yang akan bekerja sama dengan warung makan atau penyedia katering, hingga versi khusus untuk mengatasi stunting (tengkes).
Staf Ahli Bupati Malang Bidang Ekonomi Keuangan Pembangunan Agung Purwanto mengatakan, target Kabupaten Malang adalah menekan stunting serendah mungkin. Berdasarkan catatan Kompas, saat ini angka stunting di Kabupaten Malang masih 20 persen (prevalensi penimbangan April 2018) dan 18,5 persen pada penimbangan akhir 2018.
Terkait kendala penanganan stunting, menurut Agung, banyak warga belum paham soal keseimbangan pangan dan ragam gizi. Karena itu, aplikasi semacam ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. “Seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Malang wajib tahu soal pemenuhan gizi. Aplikasi-aplikasi perlu terus diperbanyak dan disosialisasikan kepada masyarakat,” katanya.